Letjen TNI Ali Hamdan Bogra dijuluki 'Kakak Besar' oleh pemuda pemudi Papua, khususnya mereka yang menjalani pendidikan menjadi prajurit TNI AD lewat program 1.000 prajurit otonomi khusus (otsus) Papua. Bagaimana tidak, Letjen TNI Ali Hamdan Bogra dinilai berjasa besar bagi para calon bintara Otsus Papua dalam menggapai mimpi bergabung dengan TNI AD. Ya, pria kelahiran Papua 6 Januari 1963 tersebut memang menjadi inisiator program 1.000 prajurit Otsus Papua ketika dirinya menjabat sebagai Pangdam XVIII/ Kasuari Papua Barat.
Kini 1.000 orang asli Papua yang direkrut lewat program Otsus tersebut menjalani Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) di sejumlah Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) di Pulau Jawa. Ada pun rinciannya, 330 prajurit siswa menjalani Dikmaba di Rindam III/ Siliwangi Bandung, 240 menjalani pendidikann di Rindam IV/ Diponegoro, 260 siswa digembleng di Rindam V/ Brawijaya Surabaya, dan 130 calon bintara mengikuti pendidikan di Rindam Jaya Jakarta. Kemudian 40 putri asli Papua mengikuti Dikmaba di Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) Lembang, Bandung.
Para calon bintara prajurit karir Otsus Papua tersebut diketahui menempuh pendidikan selama 20 minggu, terhitung mulai 4 November 2020 hingga 23 Maret 2021 dengan materi pendidikan dasar keprajuritan Meskipun terbilang singkat menjabat sebagai Pangdam XVIII/ Kasuari Papua Barat, tetapi idenya mampu mengantarkan pemuda pemudi asli Papua direkrut menjadi prajurit TNI AD. Letjen TNI Ali Hamdan Bogra diketahui menjabat sebagai Pangdam XVIII/ Kasuari Papua Barat dari April Agustus 2020.
Kemudian, ia mendapat promosi jabatan bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) sebagai Koordinator Staf Ahli KSAD hingga akhirnya menjadi perwira tinggi di Mabes TNI AD pada 26 Januari 2021 dalam rangka pensiun. Ali Hamdan Bogra merupakan jebolan Akademi Militer angkatan 1987. Dalam chanel youtube TNI AD yang diunggah, Jumat (12/2/2021), mantan Koordinator Staf Ahli KSAD tersebut menceritakan bagaimana dirinya bergabung dengan TNI AD.
Ia mengikuti perekrutan menjadi prajurit TNI AD di Jakarta. Saat itu, dirinya berkomunikasi dengan senior seniornya dari Papua untuk melanjutkan pendidikan. Saat itu, senior seniornya memberi tahu ada pembukaan pendidikan di Akademi Maritim.
Pada saat bersmaan, ia pun mendapatkan brosur pembukaan AKABRI saat itu. Tak banyak pikir panjang akhirnya ia pun mendaftar di Akademi Maritim dan AKABRI hingga akhirnya ia berhasil lolos menjadi taruna Akademi Militer saat itu. Ia pun mengungkap momen menarik ketika dirinya dites Jenderal (purn) Tri Sutrisno yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Saat itu, Tri Sutrisno masuk ke dalam ruangan tempat para calon taruna Akabri. "Kita cuma pakai kolor saja mungkin kalau yang lain karena putih saya sendiri yang hitam jadi bapak (Tri Sutrisno) bilang 'itu yang hitam itu berdiri, Irian berdiri," ujarnya menceritakan. Diminta berdiri, Ali Hamdan Bogra pun berdiri.
"Pak Tri kemudian tanya 'kamu kenal tidak sama saya?'" ujar Ali Hamdan. "Saya bilang, saya tidak kenal bapak," katanya. Ia mengatakan saat itu dirinya baru tiga bulan di Jakarta.
Meskipun suka membaca koran, tetapi dirinya mengaku belum pernah melihat foto Tri Sutrisno saat itu. Meskipun begitu, ia tetap lolos dan akhirnya ia berangkat ke Magelang, Jawa Tengah untuk mengikuti pendidikan di Akabri. Selama menenmpuh pendidikan di Magelang, Ali Hamdan Bogra pun punya kenangan lucu yang tak dilupakan.
Ia bercerita bagaimana dirinya mendapat sepatu yang kekecilan hingga akhirnya robek. Saat itu, dia saling tukar sepatu dengan rekannya yang kebetulan sepatunya kebesaran. Kemudian sepatu yang kebesaran dari temannya pun dipakai Ali Hamdan.
"Dipakai saya ternyata kekecilan. Jadi akhirnya dipaksa paksa, ya akhirnya sepatunya sobek," kenangnya. Selama menjadi tarunia di Akademi Militer Ali Hamdan dikenal jago berlari. Bahkan kemampuannya tersebut bisa pecahkan rekor menjadi pelari tercepat yang biasanya selalu didominasi Akademi TNI Angkatan Laut.
Begitu juga ketika mengikuti kejuaraan di Akademi Kepolisian Semarang, Ali Hamdan Bogra berhasil menjadi juara satu lomba lari. "Saya masih tetap juara satu untuk lari 1.500 meter dan tetap juara satu lari 2.000 meter tetap, akademi akademi yang lain kalah sama saya," katanya. Ali Hamdan Bogra berpesan agar pemuda pemudi Papua yang mengikuti program 1.000 prajurit Otsus senantiasa bersemangat.
Ia mengatakan orang Papua memang mempunyai semangat juang yang tinggi, Hal itu terlihat dari adat budaya di Papua. Tak hanya itu, kondisi geografis pun membentuk orang orang Papua senantiasa bersemangat. "Saya memandang bahwa adik adik kita ini, anak anak kita di sana itu sebenarnya mereka mempunyai jiwa juang, semangat juang. Tinggal bagaimana kita membina mereka dengan baik," katanya.
Ia pun mengingatkan bila menjadi seorang tentara jangan pernah takut mati dan tetap harus bersemangat. "Tentara itu disiapkan untuk berperang, harus semangat, tidak usah takut mati. Mati itu Tuhan yang atur," katanya. "Buktinya saya juga sudah ke sana kemari tidak mati mati ini. Karena Tuhan yang atur lah masalah mati itu. Saya bilang tidak usah pusing lah masalah itu yang penting tugas, semangat, jaga keutuhan wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Ucapan terima kasih pun diungkapkan sejumlah siswa Secaba Otsus Papua kepada 'Kakak Besar'. Abdul Ramadan seorang siswa Secaba Otsus Papua mengatakan ide Ali Hamdan Bogra merupakan terobosan yang bagus sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran di Papua. "Saya sangat berterima kasih sekali kepada bapak yang sudah mengadakan program ini dan bisa mengurangi angka pengangguran di Papua," katanya.
Siswa Secaba Otsus lainnya, Jefri Wilson mengaku bangga dan berterima kasih kepada sang Kakak Besar. "Yang terhormat bapak Ali Hamdan Bogra terima kasih dengan Secaba Otsus ini saya tembus menjadi seorang prajurit," ucapnya. Begitu juga dengan Andre Kaoci, menurutnya dengan program Secaba Otsus dirinya kini bisa punya kesempatan mengabdi terhadap bangsa dan negara.
"Saya pribadi sangat mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada bapak. Bapak sebagai penggerak yang mengadakan Otsus bersama dengan proivinsi Papua Barat memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa mengabdi kepada negara dan bangsa," katanya.